
Barack Hussein Obama: Presiden Amerika Serikat Ke-44
Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Barack Obama meraih kemenangan dalam pemungutan suara pertama pemilihan umum negeri itu di Dixville Notch dan Hart’s Location, New Hampshire.
Sejak 1960, Desa Dixville Notch yang berpenduduk 75 orang ini selalu mengawali proses pemilihan suara Amerika Serikat. Warga berduyun-duyun datang ke balai kota dan segera memberikan suara mereka tepat pukul 12 malam waktu New Hampshire atau 12 siang WIB kemarin.
Hasil perhitungan cepat menunjukkan Obama memenangkan 15 dari 21 suara dan untuk pertama kalinya seorang kandidat Demokrat menang di Dixville Notch sejak 1968. Sekalipun New Hampshire masih termasuk negara bagian yang ”mengambang” tapi Dixville Notch dikenal sebagai daerah pendukung Partai Republik.
Selain Dixville Notch, sejak 1996 sebuah kota kecil di New Hampshire, Hart’s Location juga ikut melangsungkan pemilu pertama tepat pada pukul 12 malam. Obama juga memenangkan mayoritas suara di sana dengan 17 suara berbanding 10 suara untuk calon Partai Republik John McCain.
Arron Dindorf dari Hart’s Location menjadi pemilih pertama bagi Amerika kali ini, setelah namanya muncul dalam undian. Sementara pemilih pertama dari Dixville Notch dilakukan oleh Tanner Nelson Tillotson, yang notabene seorang pendukung Obama. Ketika tahu Obama menang, Tillotson tidak tampak kaget.
Kemenangan pertama ini pertanda baik bagi Obama, mengingat Presiden George W. Bush mendapat dukungan mayoritas di desa itu pada pemilu 2004. Saat itu 19 pemilih mendukung Bush sementara hanya 1 orang memberikan suara pada Senator John Kerry. Pada pemilu 2000, Bush juga mendapat hasil yang sama di Dixville dengan mengalahkan Al Gore 80 berbanding 20 persen.
Seorang “belia” dari keturunan ras Afrika bisa menjadi presiden, ya, ini dibuktikan oleh Barack Obama. Seorang pemuda yang tidak pernah diperhitungkan di kancah politik melawan senior-senior yang sudah malang melintang di dunia politik bahkan melawan senator senior,gubernur negara bagian. Dengan karisma alami, kematangan berpikir, kemampuan memimpin, dan tim kampanye yang kuat membuat anak muda yang dianggap anak bawang menjadi presiden dari sebuah negara adidaya.
Barack Obama menjadi presiden kulit hitam pertama bagi Amerika Serikat. Setelah mengalahkan McCain dengan merebut sejumlah kantung suara Partai Republik.
Sumber: time.com
Obama memenangkan banyak negara bagian melebihi rekor partai Demokrat pada pemilu tahun 2004, termasuk merebut 3 negara bagian yang selama ini disebut sebagai kantung suara Republik yaitu Ohio, New Mexico dan Iowa
Sementara beberapa negara bagian yang mengambang dilaporkan ditutup dengan hasil yang seimbang bagi kedua kandidat. Dalam penghitungan terakhir di Indiana dan North Carolina, hanya sekitar 0.5% margin perbedaan antara Obama dan McCain.
Saat penghitungan suara ditutup pada pukul 0345 GMT dengan perkiraan posisi mencapai 50.7% untuk Senator Obama dari Partai Demokrat dan 48.2% untuk Senator McCain.
John McCain secara resmi telah mengakui kekalahan atas Obama, dengan mengucapkan '' Saya sangat mengagumi dan memuji kemenangan Obama''. Dia meminta kepada para pendukungnya untuk mendukung Presiden AS terpilih.
Sementara Obama mengatakan '' Perubahan telah datang untuk Amerika ''.
Pelantikan Obama akan berlangsung pada Januari 2009.
Banyak warga Amerika mengatakan, mereka memberikan suara dalam sebuah pemilihan bersejarah, bukan hanya karena kemungkinan memilih Presiden keturunan Afrika-Amerika untuk pertama kalinya.
Faton Fall, 40, seorang pemilih kulit hitam yang mengantri di sebuah gereja baptis di Chicago mengatakan '' pemilihan ini sangat berarti bagi saya. Saya terlalu bersemangat . Saya tidak dapat berkata kata lagi ''
Hasil ini menjadikan Obama sebagai presiden ke 44 untuk Amerika Serikat, namun sejumlah pengamat mengatakan, dia mewarisi beberapa pekerjaan berat dan tantangan, termasuk perang di Irak dan Afghanistan dan krisis keuangan global.
Jajak Pendapat menyatakan, isu ekonomi adalah faktor penentu dalam memberikan suara bagi 6 dari 10 pemilih.
9 dari 10 mengatakan ras kandidat bukan hal yang penting saat memilih, sementara Associated Press melaporkan, mayoritas pemilih mengatakan faktor usia kandidat juga bukan menjadi penentu.
Pemilhan Presiden kali ini adalah yang termahal dalam sejarah Amerika dengan menghabiskan dana sekitar 2.4 Trilyun dollar. Sekitar 139 juta warga Amerika diperkirakan memberikan suaranya, yang merupakan jumlah pemilih terrbesar dalam sejarah pemilihan presiden Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar