Refleksi 100 Tahun Kebangkitan Nasional
Saatnya Yang Muda Yang Memimpin.
Oleh : Dwi Bagus Santoso Setiawan, S.Pd.I


Munculnya gerakan Syarikat Dagang Islam (SDI) tahun 1905 dan Boedi Oetomo pada tahun 1908 menjadi awal kebangkitan nasional bangsa Indonesia.
Organisasi yang didirikan anak muda ini, mampu menginspirasi berbagai elemen bangsa untuk berjuang meraih kemerdekaan dengan cara terorganisir dan diplomasi.
Peran pemuda yang signifikan dalam perjuangan bangsa Indonesia, menjadikan pemuda layak untuk menjadi pemimpin bangsa ini.
Sudah tidak jamannya pemuda hanya menjadi pendorong mobil mogok yang setelah berjalan ditinggalkan begitu saja tanpa diberikan peran yang memadai sesuai dengan jerih payahnya. Justru yang menikmati perjuangan adalah penumpang- penumpang gelap yang tidak memiliki peran apapun.
Kepemimpinan Pemuda saat ini menjadi sebuah harapan dari masyarakat, karena selain memiliki vitalitas yang tinggi dan idealisme, pemuda mampu menjaga komitmen kebangsaan untuk selalu mengabdi kepada negara.
Sejarah telah membuktikan kepemimpinan kaum muda mampu membawa perubahan yang revolusioner, kemerdekaan RI tahun 1945 contohnya, pemuda menjadi lokomotif yang mendesak Ir. Soekarno dan M. Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negara RI menjadi negara yang berdaulat.
Begitu juga ketika menumbangkan penguasa orde baru yang telah memerintah selama 32 tahun peran pemuda dan mahasiswa sangatlah dominan. Walaupun kekuasaan Soeharto sudah mengakar, bisa diruntuhkan dengan bersatunya para pemuda.
Saat ini para pemuda harus bangkit untuk menjadi pemimpin bangsa, baik di eksekutif maupun di legislatif. Kita tidak boleh berpangku tangan dan hanya menjadi tim sukses saja. Seperti yang ungkapkan Drs. H. Hajriyanto Y Thohari, MA salah satu tokoh muda anggota DPR RI dalam sebuah diskusi mengatakan bahwa kekuasaan harus direbut oleh pemuda. Jangan hanya menunggu yang tua- tua mau mundur dari sebuah jabatan. Tentunya dengan kerja keras dan menampilkan image yang baik di masyarakat.
Pilkada Jawa Barat yang dimenangi Heryawan Dede Yusuf (HADE) sebagai representasi kaum muda harus dijadikan tonggak kebangkitan kaum muda di pentas pengendali kekuasaan. Walaupun tidak diunggulkan pasangan HADE mampu mengalahkan pasangan yang sudah malang melintang di birokrasi.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini harus memberikan semangat bagi kaum muda untuk tampil menjadi pemimpin, tidak hanya menjadi pemimpin eksekutif atau legislatif. Bisa juga mengambil peran lain sebagai pemimpin agama, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat maupun pemimpin dibidang lainnya.
kita pasti bisa asal mau berjuang dengan keras dan dimulai dari sekarang.
Pemuda harus berani mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat, sekaligus kita juga sebagai pemecah masalah bangsa bukan menjadi sumber masalah.
Kita juga berharap yang sudah tua juga tahu diri untuk memberikan kesempatan kepada kaum muda menjadi pemimpin. Karena seseorang dianggap pemimpin yang sukses apabila mampu membentuk kader yang baik pasca kepemimpinannya bukan sukses untuk dirinya sendiri.
Kita patut prihatin, banyak orang tua yang tidak mau meninggalkan jabatan karena merasa masih berjiwa muda atau alasan masih dianggap muda
Termasuk kepemimpinan di Organisasi Kepemudaan, seharusnya terjadi regenerasi, bukan malah yang sudah tua masih bangga menjadi pemimpin di OKP
Jangan karena alasan masih dibutuhkan tidak mau menyerahkan kepemimpinan kepada yang lebih muda, apalagi jika organisasi itu dijadikan alat untuk melanggengkan jabatan yang didudukinya. Harusnya mereka malu dengan yang muda- muda.
Nah, mari kita bersama merenung peran apa yang bisa kita ambil dalam membangun bangsa ini. Pemuda harus menjadi pejuang bukan menjadi pecundang. Saatnya kaum muda yang memimpin bangsa ini. Bersatulah wahai pemuda.